
Mereview kembali peristiwa detik-detik
kelulusan beberapa waktu setelah sumpah dokter terucap. (Sumpah dokter adalah momen semacam wisuda dimana kita dinyatakan
telah lulus secara akademis dan birokrasi sehingga status kita telah diangkat
sebagai dokter beneran).
Mimpi dan cita-cita
Setelah lulus saya banyak berbincang
tentang apa yang teman-teman saya ingin raih di masa depan. Ternyata mimpi para
rekan sejawat sangat bervariasi, mulai dari menjadi sub spesialis hingga
menjadi kepala daerah. Semua sah-sah saja, tergantung dari niat dan keinginan
menjadi apa anda berpuluh-puluh tahun kedepan. Yang menarik disini bila kita
ambil rerata dengan penelitian sederhana pada rekan-rekan sejawat saya,
didapatkan hampir 70% dari mereka ingin melanjutkan sekolah spesialisasi bila
ada rejeki, 20 % ingin S2 atau berkarir di struktural, dan lain-lain 10 %
(pengusaha, kepala daerah, dokter umum saja bahkan ada yang hanya ingin jadi
ibu rumah tangga). Disini jelas terlihat
jenjang karir keprofesian masih mendominasi disusul jenjang karir akademisi dan
lainnya.
Tahun-tahun awal setelah lulus
Kenyataannya, satu sampai tiga tahun
awal setelah dinyatakan lulus adalah masa-masa dimana galau karir melanda,
banyak rekan sejawat yang mulai bingung menetapkan arah berkarir di jalan yang
mana. Dari 70% impian melanjutkan spesialis, hanya hitungan jari yang sudah
berada di posisi tersebut, sebagian lainnya sedang dalam proses (mengumpulkan
biaya, mengikuti tes, mencari rekomendasi, dll) sisanya mengurungkan niatnya
dan mulai beralih mencari alternatif lain. Begitu juga dengan pilihan karir lainnya kondisi tidak jauh berbeda.
Sebaiknya tetapkan impian sedini
mungkin, lalu fokus dan konsisten dalam mencapainya. Jangan sampai tidak ada
target yang jelas, sehingga tujuan kita bercabang kemana-mana yang pada
akhirnya kita hanya berjalan ditempat dengan kebingungan atau merasa salah
jalan dan waktu yang terbuang percuma. "if you fail to plan then you
plan to fail"
Lihatlah seniormu dalam mimpimu
Saat anda bermimpi ingin menjadi
sesuatu, pastikan anda enjoy saat telah berada di posisi tersebut. "Lha gimana caranya?" Mudah, tidak
perlu menunggu sampai anda berada di posisi tersebut dan bila tidak suka anda
tinggalkan. Lihat lah senior anda yang telah berada di posisi mimpi anda, amati
kesehariannya dan tanyakan suka duka beliau di posisi tersebut, setelah
mendapat cukup info, bayangkan apakah posisi itu yang benar-benar anda
inginkan? Bila iya silahkan tancap gas, dan tanyakan kiat-kiat bagaimana hingga
mencapai impian anda. Bila tidak, jangan buang-buang waktu cari jalan karir
lainnya segera.
Impian, usaha dan resiko
Setiap mimpi tidak ada yang instan
untuk diraih, mie instan saja harus direbus dlu (proses) sebelum bisa dimakan
(hasil). Namun tiap mimpi memiliki resiko saat anda meraihnya dan usaha yang
harus selaras dengan mimpi tersebut. Jangan hanya bermimpi besar tapi usaha
minimal, sama saja seperti ingin memindahkan gunung menggunakan sendok makan.
Anda yang ingin menjadi spesialis harus siap bersaing dengan 70% dari rekan sejawat lainnya yang memiliki impian sama, berjuang saat menjadi residen, lebih keras mencari sumber pembiayaan sekolah dll. Atau anda yg ingin menjadi pengusaha harus rela memulai karir dan belajar di luar ilmu profesi yang telah ditekuni bertahun-tahun, siap akan jatuh bangun dalam membangun usaha dan lainnya.
Pada akhirnya apapun pilihan karir
rekan sejawat sekalian, hendaknya jangan sampai meninggalkan total profesi yang
telah kita capai dengan susah payah selama ini. Karena inti
dari tujuan profesi kita ialah sosial dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat.
Sejatinya tidak ada profesi yang
lebih superior dari yang lain entah itu dokter, karyawan,
pengusaha bahkan pemulung sekalipun semua tergantung dari niat anda dalam
bekerja dan seberapa besar manfaat yang ditebar dari hasil kerja anda.
Semoga bermanfaat
Best Regards,
dr. I Nyoman Prabawa R
Tidak ada komentar:
Posting Komentar