Pembaca sekalian sampai dengan saat ini
tercatat banyak universitas-universitas yang membuka program studi pendidikan
dokter. Menurut data yang saya dapat dari Wikipedia Indonesia terdapat 74
universitas di Indonesia yang membuka jurusan kedokteran dan 10 diantaranya
berlokasi di DKI Jakarta. Menurut situs berita JPNN rasio ideal dokter
berbanding jumlah penduduk ialah 1:10.000 jiwa bahkan
negara maju sudah di angka 1:5000 jiwa. Untuk memenuhi rasio ideal tersebut
Indonesia membutuhkan sekitar 210.000 dokter, sedangkan saat ini baru terdapat
sekitar 80.000 dokter. Indonesia memang masih kekurangan tenaga medis
terutama di daerah-daerah terpencil. Sayangnya penyebaran dokter masih belum
merata dan masih menumpuk di kota-kota besar.
Upaya Pemerintah
Dalam memenuhi kuantitas tersebut
tentunya harus dibarengi dengan kualitas dari kompetensi seorang dokter agar
tercapainya efektifitas rasio ideal yang di butuhkan. Oleh karena itu
pemerintah mengadakan sistem UKDI (Ujian Kompetensi Dokter Indonesia) juga sistem
internship dan PTT yang diharapkan dapat menjaga kualitas serta pemerataan
kuantitas dokter di Indonesia.
Penyebab Menjamurnya FK
Banyak orang yang beropini tentang
tingginya permintaan kebutuhan dokter merupakan salah satu penyebab menjamurnya
fakultas kedokteran di Indonesia. Entah karena orientasi pemenuhan kuota atau
menjadi peluang baru untuk pelaku industri pendidikan. Mengapa peluang? Karena
fakultas kedokteran merupakan program studi yang saat ini masih berada di
peringkat teratas dalam hal biaya maupun peminat. Dengan adanya demand dan cost yang
sama-sama tinggi tentu menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan.
Peluang Bisnis
Bayangkan, tiap tahunnya rata-rata
fakultas kedokteran swasta maupun negeri bisa menerima mahasiswa sebanyak
100-300 anak, dengan biaya masuk saat ini diatas nominal 100 juta (untuk
universitas swasta).
Dengan mengambil contoh jumlah minimal saja, bila 100 orang mahasiswa baru masuk dengan biaya per orang sebesar 100 juta rupiah maka :
100 anak x 100 Juta = 10 Milyar / tahun
Angka diatas merupakan omset minimal untuk sebuah univesitas swasta saat penerimaan ajaran baru yang hanya bersumber dari fakultas kedokteran saja dan belum termasuk biaya spp, biaya praktikum dll.
"Menggiurkan bukan?"
Dampak positif dari menjamurnya
fakultas kedokteran ini juga terciptanya peluang-peluang baru dikarenakan
jumlah pasar yang meningkat. Mulai dari meningkatnya permintaan dosen dan staf
karyawan, belum lagi alat-alat kesehatan, buku kedokteran hingga kost-kostan.
Ini menjadikan peluang baru dengan segmen pasar yang baru juga. Sebagian
mahasiswa FK memang terkesan ekslusif dan rata-rata berasal dari keluarga yang
cukup loyal dalam hal memfasilitasi anak. Oleh karena itu sebagai pelaku bisnis
ini dapat memberikan pasar tersendiri karena keunikannya, kategori premium pun
bisa dimasukan dalam segmen pasar ini.
Nah sekarang tinggal kita yang
menentukan, apa anda akan ikut bermain atau hanya sebagai penonton?
Semoga bermanfaat..
Best Regards,
dr. I Nyoman Prabawa R.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar